LAPORAN
KEGIATAN PRAKTIKUM
LAB.
KESLING
SEEDING
Paramecium sp.
TUJUAN
Untuk mengetahui cara pembuatan
media protozoa Paramecium sp
Untuk mengetahui anatomi dari
Paramecium sp
DASAR
TEORI
Pemeriksaan mikrobiologis diperlukan
teknik pembiakan atau pengkayaan jasad renik. Untuk pembiakan jasad renik di
laboratorium diperlukan media yang sesuai. Dilihat dari konsistensi dan tekstur
media lazimnya dikenal media cair dan
media padat.
Paramecium sp termasuk hewan pemakan yang rakus. Makanan yang utama
adalah organisme mikro seperti bakteri atau protozoa yang lebih kecil. Satu
ekor Paramecium sp mampu memakan 5000 bakteri setiap hari. Paramecium
memiliki peran penting dalam mekanisme self purification pada badan air,
sehingga air kotor dapat menjadi bersih.
Paramecium caudatum sangat potensial untuk dikembangkan sebagai
indicator biologis pencemaran air.
Seperti halnya
kelompok protozoa pada umumnya, Paramecium sp hidup dan berkembang pada
air dengan kandungan zat organik yang tinggi, sedikit asam dan temperatur
kamar. Zat organik ini pada dasarnya sebagai substrat atau makanan bagi bakteri
yang ada dalam air. Selanjutnya bakteri merupakan makanan utama bagi Paramecium
sp.
ALAT DAN BAHAN
Bahan
-
Jerami kering
-
Air bersih
-
Air limbah domestik
Alat
-
Gunting / pemotong
-
Gelas kimia
-
Pengaduk
-
Pipet
-
Pemanas /kompor
-
Gelas preparat
-
Mikroskop
CARA KERJA
1.
Menyiapkan alat dan bahan
2.
Memotong jerami kering dengan ukuran
1-2 cm, kemudian memasukkan kedalam gelas kimia 1000 ml.
3. Menambahkan air bersih secukupnya sampai dengan jerami
terendam. Rebus hingga mendidih. Angkat
dan dinginkan. Infussion ini sebagai
media biakan Paramecium sp siap digunakan.
4. Setelah dingin sempurna, catat volume airnya kemudian masukan beberapa tetes (ml) air limbah domestik.
5. Menginkubasikan dalam suhu kamar (27oC)
selama 3-6 hari. Kemudian periksa keberadaan Paramecium sp.
6. Pemeriksaan dilakukan dengan cara mengambil air dari
biakan menggunakan pipet, kemudian diteteskan ke gelas preparat. Periksa
menggunakan mikroskop dengan perbesaran 40 – 100x.
7. Mengamati
jumlah Paramecium sp pada 5 (lima) lapang pandang.
HASIL PENGAMATAN
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil pengamatan yang
telah diperoleh, protozoa Paramecium sp. memiliki klasifikasi Ilmiah yang dapat
dijelaskan sebagai berikut :
Kingdom : Animalia
Phylum :
Protozoa
Sub-phylum :
Ciliophora
Classis :
Ciliate
Sub-classis :
Holotricha
Ordo
:
Hymenostomatida
Family
:
Paramecidae
Genus : Paramaecium
Species
:
Paramaecium caudatum
Morfologi
Paramaecium
memiliki tubuh yang sebagian atau seluruhnya tertutupi oleh cilia atau rambut
getar. Dimana bereproduksi secara vegetatif dengan pembelahan melintang.
Paramecium memiliki tubuh streamline yang dapat digunakan untuk
berenang. Laju renang dibantu oleh silia yang menutupi permukaan tubuh.
Paramecium bergerak
dengan kecepatan 1500 µ/detik atau lebih. Selama bergerak, silia membuat
gerakan yang simultan dari anterior ke posterior, disebut ritme metakronal.
Anatomi
Bentuk sel
pada paramecium seperti sandal (alas kaki), memiliki makronuklesus
satu, mikronukleus satu atau lebih, dimana mikronukleus berfungsi sebagai alat
reproduksi dan mikronekleus sebagai konjugasi. Memiliki vakuola denyut yang
terletak pada permukaan aboral yang berfungsi sebagai sistem ekskresi dan
mengedarkan makanan keseluruh tubuh. Ujung sel bagian anterior lebih tumpul
atau membulat. Vakuola makanan banyak dan makronukleus bundar atau letaknya ditengah.
Paramecium merupakan
salah satu protista mirip hewan. Protista ini berukuran sekitar
50-350 ɰm. Paramecium telah memiliki selubung inti (Eukariot).
Uniknya Protista ini memiliki dua inti dalam satu sel, yaitu
inti kecil (Mikronukleus) yang berfungsi untuk mengendalikan kegiatan
reproduksi, dan inti besar (Makronukleus) yang berfungsi untuk mengawasi
kegiatan metabolisme, pertumbuhan, dan regenerasi.
Paramecium bereproduksi secara aseksual (membelah diri
dengan cara transversal), dan seksual (dengan konjugasi). Paramecium Sp
bergerak dengan menggetarkan silianya. Hal ini akan terlihat jika
menggunakan mikroskop. Mereka menangkap makanan dengan cara menggetarkan
silianya, maka terjadi aliran air keluar dan masuk mulut sel. Saat itulah
bersamaan dengan air masuk bakteri bahan organik atau hewan uniseluler lainnya.
memiliki vakuola makanan yang berfungsi untuk mencerna dan
mengedarkan makanan, serta vakuola berdenyut yang berguna untuk mengeluarkan
sisa makanan.
Tubuh
paramecium memiliki dua vakuola kontraktil dan sejumlah
vakuola makanan. Panjang tubuh berkisar antara 80-350 µm. permukaan ventral
mengandung celah mulut. paramecium bereproduksi secara aseksual dengan
pembelahan transversal.
Habitat
Habitat alami
mereka adalah air tawar, Paramecium Sp mengambil air
dari hipotonik lingkungan melalui osmosis dan menggunakan kandung kemih seperti
kontraktil vakuola untuk mengumpulkan kelebihan air dari kanal radial dan
mengusir berkala melalui membran plasma oleh kontraksi sekitarnya sitoplasma. Paramecium distribusi
diseluruh dunia diair tawar kolam, aliran air, sungai, danau, sawah.
Sedangkan media
yang digunakan adalah air jerami yang telah direbus dan diinkubasikan selama 24
jam sebelum diberi air comberan. Jerami direbus agar air rendaman lebih larut
dengan jerami. Pada protozoa Paramecium memiliki habitat di air tawar seperti
kolam, aliran air sungai, danau dan sawah. Oleh karena itu media yang dibuat
merupakan rebusan dari jerami sehingga dapat menyerupai habitat dari protozoa
Paramecium. Air comberan diteteskan pada rebusan jerami tersebut dan
diinkubasikan selama 3-6 hari. Hal tersebut dilakukan untuk perkembangbiakan
protozoa Paramecium.
KESIMPULAN
Pembuatan media
untuk perkembangbiakan protozoa dibuat dengan jerami yang telah dipotong-potong
kemudian diberi air dan direbus hingga air sudah benar-benar tercampur dengan
sari-sari dari jerami. Media dibuat agar menyerupai habitat dari Paramecium
yang salah satunya terdapat di sawah.
Paramecium
merupakan protozoa yang berukuran 50-350 ɰm dan memiliki selubung inti
serta terdapat alat gerak berupa silia. Hewan bersel satu ini terdiri dari
organ sel : silia, inti sel, plasmolema, flagelata, protoplasma.