Rabu, 18 April 2018

Pengukuran Bau (Metode Organoleptik)


LEMBAR KERJA PRAKTIKUM (LKP)

Acara / Kegiatan Praktek        : Pengukuran Bau (Metode Organoleptik)

Tujuan :
            Untuk mengetahui jenis-jenis bau pada suatu obyek 

Alat :
Ø  Gelas kimia 250 ml
Bahan :
Ø  Air contoh (sampel)
Dasar Teori :
Pengujian organoleptic adalah pengujian yang didasarkan pada proses pengindraan. Kemampuan alat indera memberikan kesan atau tanggapan dapat dianalisis atau dibedakan berdasarkan jenis kesan. Kemampuan memberikan kesan dapat dibedakan berdasarkan kemampuan alat indra memberikan reaksi atas rangsangan yang diterima. Kemampuan tersebut meliputi kemampuan mendeteksi (detection), mengenali (recognition), membedakan (discrimination), membandingkan (scalling) dan kemampuan menyatakan suka atau tidak suka (hedonik) (Saleh, 2004). Indra manusia yang digunakan dalam pengukuran bau yaitu hidung . Hidung merupakan indra pembau yang dapat membedakan jenis-jenis bau. Jenis-jenis bau seperti bau asam, bau wangi, bau apak, bau pedas, bau tengik, bau amis. Uji organoleptic atau uji indera atau uji sensor merupakaan cara uji menggunakan indera manusia, sebagai alat utama untuk mengukur daya penerimaan terhadap suatu produk.
Cara Kerja :
Ø  Siapkan lima orang pengukur sebagai pembau
Ø  Masukan air sampel dalam gelas kimia
Ø  Berikan gelas kimia yang berisi air sampel kepada pembau I untuk melakukan pembaauan
Ø  Lakukan hal sama untuk pembau ke II, III, IV, dan V
Ø  Catat hasil pembauan dan kesimpulkan pengukuran adalah modus hasil pembauan
Hasil

No.
Tabung
Jenis bau
Asam
Wangi
Pedas
Apak
1.
I
v



2.
II

v


3.
III



v

Dari hasil pemeriksaan sampel yang dilakukakan untuk menguji bau pada setiap larutan sampel didapatkan hasil pada tabung sampel I larutan memiliki bau asam, tabung sampel II larutan  wangi ,dan  tabung sampel III memiliki bau apak
Pembahasan :
Dari hasil pemerikasaan bau yang dilakukan oleh lima orang pembau untuk mengetahui jenis bau pada tabung sampel di peroleh hasil sebagai berikut :
No
Tabung Sampel
Hasil Pemeriksaan





Pembau 1
Pembau 2
Pembau 3
Pembau 4
Pembau 5

1
Asam
Asam
Asam
Asam
Asam

2
Wangi
Wangi
Wangi
Wangi
Wangi

3
Apak
Apak
Apak
Apak
Apak
Dari hasil pemeriksaan jenis diatas kemudian dicari modus, hasil pemeriksaan yang sering muncul. Sehingga dari pemeriksaan bau yang telah dilakukan di dapatkan hasil pada tabung sampel 1 memiliki bau asam, tabung sampel 2 memiliki bau wangi, dan pada tabung sampel 3 memiliki bau apak.
Kesimpulan :
Dari hasil pemeriksaan bau yang telah dilakukan diperoleh hasil. Pada tabung sampel 1 memiliki bau asam, tanung sampel 2 memiliki bau wangi, dan pada tabung sampel 3 memiliki bau apak.

SEEDING Paramecium sp.


LAPORAN KEGIATAN PRAKTIKUM
LAB. KESLING
SEEDING Paramecium sp.


TUJUAN
Untuk mengetahui cara pembuatan media protozoa Paramecium sp
Untuk mengetahui anatomi dari Paramecium sp

DASAR TEORI
Pemeriksaan mikrobiologis diperlukan teknik pembiakan atau pengkayaan jasad renik. Untuk pembiakan jasad renik di laboratorium diperlukan media yang sesuai. Dilihat dari konsistensi dan tekstur media lazimnya dikenal  media cair dan media padat. 
Paramecium sp termasuk hewan pemakan yang rakus. Makanan yang utama adalah organisme mikro seperti bakteri atau protozoa yang lebih kecil. Satu ekor Paramecium sp mampu memakan 5000 bakteri setiap hari. Paramecium memiliki peran penting dalam mekanisme self purification pada badan air, sehingga air kotor dapat menjadi bersih.  Paramecium caudatum sangat potensial untuk dikembangkan sebagai indicator biologis pencemaran air.
Seperti halnya kelompok protozoa pada umumnya, Paramecium sp hidup dan berkembang pada air dengan kandungan zat organik yang tinggi, sedikit asam dan temperatur kamar. Zat organik ini pada dasarnya sebagai substrat atau makanan bagi bakteri yang ada dalam air. Selanjutnya bakteri merupakan makanan utama bagi Paramecium sp.



ALAT DAN BAHAN
Bahan
-        Jerami kering
-        Air bersih
-        Air limbah domestik
Alat
-        Gunting / pemotong
-        Gelas kimia
-        Pengaduk
-        Pipet
-        Pemanas /kompor
-        Gelas preparat
-        Mikroskop


CARA KERJA
1.      Menyiapkan alat dan bahan
2.      Memotong jerami  kering dengan ukuran 1-2 cm, kemudian memasukkan kedalam gelas kimia 1000 ml.
3.      Menambahkan air bersih secukupnya sampai dengan jerami terendam. Rebus hingga mendidih.  Angkat dan dinginkan.  Infussion ini sebagai media biakan Paramecium sp siap digunakan.
4.      Setelah dingin sempurna, catat volume airnya  kemudian masukan beberapa tetes (ml)  air limbah domestik.
5.      Menginkubasikan dalam suhu kamar (27oC) selama 3-6 hari. Kemudian periksa keberadaan Paramecium sp.
6.      Pemeriksaan dilakukan dengan cara mengambil air dari biakan menggunakan pipet, kemudian diteteskan ke gelas preparat. Periksa menggunakan mikroskop dengan perbesaran 40 – 100x.
7.      Mengamati  jumlah Paramecium sp pada 5 (lima) lapang pandang.



HASIL PENGAMATAN



PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah diperoleh, protozoa Paramecium sp. memiliki klasifikasi Ilmiah yang dapat dijelaskan sebagai berikut :
Kingdom         : Animalia
Phylum            : Protozoa
Sub-phylum     : Ciliophora
Classis             : Ciliate
Sub-classis       : Holotricha
Ordo                : Hymenostomatida
Family             : Paramecidae
Genus              : Paramaecium
Species            : Paramaecium caudatum
Morfologi
Paramaecium memiliki tubuh yang sebagian atau seluruhnya tertutupi oleh cilia atau rambut getar. Dimana bereproduksi secara vegetatif dengan pembelahan melintang. Paramecium   memiliki tubuh  streamline yang dapat digunakan untuk berenang. Laju renang dibantu oleh silia yang menutupi permukaan tubuh.
Paramecium   bergerak dengan kecepatan 1500 µ/detik atau lebih. Selama bergerak, silia membuat gerakan yang simultan dari anterior ke posterior, disebut ritme metakronal.

Anatomi
Bentuk sel pada paramecium seperti sandal (alas kaki), memiliki makronuklesus satu, mikronukleus satu atau lebih, dimana mikronukleus berfungsi sebagai alat reproduksi dan mikronekleus sebagai konjugasi. Memiliki vakuola denyut yang terletak pada permukaan aboral yang berfungsi sebagai sistem ekskresi dan mengedarkan makanan keseluruh tubuh. Ujung sel bagian anterior lebih tumpul atau membulat. Vakuola makanan banyak dan makronukleus bundar atau letaknya ditengah.
Paramecium   merupakan salah satu protista mirip hewan. Protista ini berukuran sekitar 50-350 ɰm. Paramecium  telah memiliki selubung inti (Eukariot). Uniknya Protista ini memiliki dua inti dalam satu sel, yaitu inti kecil (Mikronukleus) yang berfungsi untuk mengendalikan kegiatan reproduksi, dan inti besar (Makronukleus) yang berfungsi untuk mengawasi kegiatan metabolisme, pertumbuhan, dan regenerasi. Paramecium   bereproduksi secara aseksual (membelah diri dengan cara transversal), dan seksual (dengan konjugasi). Paramecium Sp bergerak dengan menggetarkan silianya. Hal ini akan terlihat jika menggunakan mikroskop. Mereka menangkap makanan dengan cara menggetarkan silianya, maka terjadi aliran air keluar dan masuk mulut sel. Saat itulah bersamaan dengan air masuk bakteri bahan organik atau hewan uniseluler lainnya. memiliki vakuola makanan yang berfungsi untuk mencerna dan mengedarkan makanan, serta vakuola berdenyut yang berguna untuk mengeluarkan sisa makanan.
Tubuh paramecium   memiliki dua vakuola kontraktil dan sejumlah vakuola makanan. Panjang tubuh berkisar antara 80-350 µm. permukaan ventral mengandung celah mulut. paramecium bereproduksi secara aseksual dengan pembelahan transversal.
Habitat
Habitat alami mereka adalah air tawar, Paramecium   Sp mengambil air dari hipotonik lingkungan melalui osmosis dan menggunakan kandung kemih seperti kontraktil vakuola untuk mengumpulkan kelebihan air dari kanal radial dan mengusir berkala melalui membran plasma oleh kontraksi sekitarnya sitoplasma. Paramecium   distribusi diseluruh dunia diair tawar kolam, aliran air, sungai, danau, sawah.

Sedangkan media yang digunakan adalah air jerami yang telah direbus dan diinkubasikan selama 24 jam sebelum diberi air comberan. Jerami direbus agar air rendaman lebih larut dengan jerami. Pada protozoa Paramecium memiliki habitat di air tawar seperti kolam, aliran air sungai, danau dan sawah. Oleh karena itu media yang dibuat merupakan rebusan dari jerami sehingga dapat menyerupai habitat dari protozoa Paramecium. Air comberan diteteskan pada rebusan jerami tersebut dan diinkubasikan selama 3-6 hari. Hal tersebut dilakukan untuk perkembangbiakan protozoa Paramecium.

KESIMPULAN
Pembuatan media untuk perkembangbiakan protozoa dibuat dengan jerami yang telah dipotong-potong kemudian diberi air dan direbus hingga air sudah benar-benar tercampur dengan sari-sari dari jerami. Media dibuat agar menyerupai habitat dari Paramecium yang salah satunya terdapat di sawah.
Paramecium merupakan protozoa yang berukuran 50-350 ɰm dan memiliki selubung inti serta terdapat alat gerak berupa silia. Hewan bersel satu ini terdiri dari organ sel : silia, inti sel, plasmolema, flagelata, protoplasma. 

PENGUKURAN BAKTERI DENGAN METODE HITUNG LANGSUNG (HAEMOCYTOMETER)



LEMBAR KERJA PRAKTEK (LKP)
PENGUKURAN BAKTERI DENGAN METODE HITUNG LANGSUNG (HAEMOCYTOMETER)


                                                                                                                 

Alat :
Ø  Haemocytometer
Ø  Mikroskop
Ø  Pipet tetes
Ø  Cover glass
Ø  Counter
Bahan :
Ø  Media Agar
Cara kerja :
Ø  Siapkan alat dan bahan.
Ø  Haemocytometer diletakkan di meja mikroskop lalu amati untuk menemukan kotak 16 kotak kecil\
Ø  Letakkan cover glass di atas permukaan ruang hitung Haemocytometer
Ø  Letakkan media agar di ruang hitung Haemocytometer
Ø  Amati dan hitung banyaknya bakteri pada kotak kecil dengan menggunakan counter
Ø  Hitung jumlah bakteri pada perhitungan lima bidang pandang yang telah ditentukan.




Hasil :
Hasil Pengamatan Lima Bidang Pandang Media Agar
No
Kotak
Jumlah Bakteri
1.
I
3
2.
II
4
3.
III
2
4.
IV
3
5.
V
2
Jumlah
14

Perhitungan :
5 Kotak = 14 butir x 16
            = 224 butir/ml

Pembahasan :
Berdasarkan pengamatan menggunakan mikroskop perbesaran 4x10 dan 10x10, sudut bidang pandang pertama didapatkan 3 butir bakteri, sudut pandang kedua mendapatkan 4 butir bakteri, sudut pandang ketiga mendapatkan 2 butir bakteri, sudut pandang keempat mendapatkan 3 butir bakteri dn sudut pandang kelima mendapatkan 2 butir bakteri. Jumlah keseluruhan ada 14 butir bakteri dan dikalikan 16 menjadi 224 butir/ml. Ruang hitung terdiri dari 16 kotak besar dengan luas 1 mm2. Satu kotak besar di tengah, dibagi menjadi 25 kotak sedang dengan panjang 0,2mm. Satu kotak sedang dibagi lagi menjadi 16 kotak kecil. Denganm demikian satu kotak besar tersebut berisi 400 kotak kecil. Tebal dari ruang hitung ini adalah 0,1mm. Sel bakteri yang tersuspensi akan memenuhi volume ruang hitung tersebut sehingga jumlah bakteri persatuan volum dapat diketahui.