Jumat, 31 Maret 2017

pengukuran kualitas fisik udara di Pasar Manis Purwokerto



PENGUKURAN KUALITAS FISIK UDARA 
DI PASAR MANIS PURWOKERTO


 

BAB 1
PENDAHULUAN


1.      Latar Belakang
Perwujudan kualitas udara yang bersih dan sehat khususnya didalam ruangan, merupakan bagian pokok di bidang kesehatan. Udara sebagai komponen lingkungan yang penting dalam kehidupan perlu dipelihara dan ditingkatkan kualitasnya sehingga dapat memberikan daya dukungan bagi makhluk hidup untuk hidup secara optimal.
Udara merupakan komponen kehidupan yang sangat vital bagi kehidupan manusia. Akan tetapi, karena seiring dengan perkembangan zaman yang diikutioleh beragamnya aktifitas manusia, kualitas udara cenderung mengalami penurunan. Beragam aktifitas manusia seperti kegiatan industri, transportasi dan salah satunya kegiatan pada pasar tradisional yang memiliki peranan yang signifikan dalam mendorongnya terjadi pencemaran udara.
Definisi Pasar tradisional adalah sebuah tempat terbuka yang terjadi proses transeksi jual beli denan proses tawar menawar. Di pasar tradisional ini para pengunjungnya tidak selalu menjadi pembeli karena dia juga bisa menjadi penjual. Pasar tradisional bisa diglongkan ke dalam 3 bentuk yakni pasar khusu, pasar berkala dan pasar harian. (sadillah dkk : 2011)
Pada pengukuran ini kelompok 3 mengukur kualitas udara berupa pencahayaan, suhu, kelembaban, bau, kebingan di Pasar manis purwokerto. Pasar manis purwokerto seluruh kios berada dalam ruangan (indoor).  Kualitas udara di dalam ruangan juga dapat mempengaruhi kondisi kesehatan seseorang, karena dimana orang tersebut berada setiap harinya juga merupakan penggambaran dari kualitas lingkungannya. Suhu, kelembapan, kebisingan, pencahayaan, dan bau merupakan komponen yang ada di dalam suatu ruangan.
Seperti pada peraturan  Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1405/Menkes/SK/XI/2002 Tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran Dan Industri, maka standar yg digunakan tersebut menjadi acuan standar keadaan komponen udara di dalam ruangan. Pengukuran yang tepat, penggambaran keadaan yang detail, dan pengamatan yang hati-hati dapat memberikan hasil yang maksimal dalam pengukuran kondisi udara di dalam ruangan. Sehingga dapat terwujud diketahuinya kualitas udara bersih dan sehat di dalam ruangan.
2.      Tujuan
Bagaimana proses pengukuran kualitas udara di dalam ruangan (indoor)?
3.      Metode
Survey penyehatan udara di pasar manis Purwokerto dilakukan dengan pengukuran suhu, kelembaban dan pencahayaan. Dan uji organoleptik untuk bau dan kebisingan.



BAB II
HASIL DAN PEMBAHASAN

  1. Hasil
No.
Permenkes Nomer 1405/Menkes/SK/XI/2002
Hasil Pengukuran
  1.  
Lokasi 1 (tempat penjualan sayur mayur).
Pencahayaan : 100lux
Suhu              : 18°C - 28°C
Kelembaban  : 40% – 60 %
         Titik 1
Pencahayaan   : 37 lux
Suhu                : 30°C
Kelembaban    : 47 %
Bau                  : Tidak bau
Kebisingan      : Tidak bising
     Titik 2
Pencahayaan   : 72 lux
Suhu                : 30°C
Kelembaban    : 47 %
Bau                  : Tidak bau
Kebisingan      : Tidak bising
        Titik 3
Pencahayaan   : 153 lux
Suhu                : 30°C
Kelembaban    : 47 %
Bau                  : Tidak bau
Kebisingan      : Tidak bising
        Titik 4
Pencahayaan   : 183 lux
Suhu                : 30°C
Kelembaban    : 47 %
Bau                  : Tidak bau
Kebisingan      : Tidak bising
        Titik 5
Pencahayaan   : 326 lux
Suhu                : 30°C
Kelembaban    : 47 %
Bau                  : Tidak bau
Kebisingan      : Tidak bising

  1.  
Lokasi 2 (tempat penjualan ayam potong, ikan, parutan kelapa dan tempat parkir).
Pencahayaan : 100lux
Suhu              : 18°C - 28°C
Kelembaban  : 40% – 60 %
Pencahayaan : 100lux
Suhu              : 18°C - 28°C
Kelembaban  : 40% – 60 %
a.       Titik 1
Pencahayaan   : 46 lux
Suhu                : 32°C
Kelembaban    : 46 %
Bau                  : Berbau
Kebisingan                  : Bising
       Titik 2
Pencahayaan   : 31 lux
Suhu                : 32°C
Kelembaban    : 46 %
Bau                  : Berbau
Kebisingan      : Bising
        Titik 3
Pencahayaan   : 46 lux
Suhu                : 32°C
Kelembaban    : 46 %
Bau                  : Berbau
Kebisingan     : Bising

  1.  
Lokasi 3 (tempat penjualan pakaian dan sembako).
       Titik 1
Pencahayaan   : 160 lux
Suhu                : 30°C
Kelembaban    : 47 %
Bau                  : Tidak bau
Kebisingan      : Tidak bising
        Titik 2
Pencahayaan   : 361 lux
Suhu                : 30°C
Kelembaban    : 47 %
Bau                  : Tidak bau
Kebisingan      : Tidak bising
        Titik 3
Pencahayaan   : 109 lux
Suhu                : 30°C
Kelembaban    : 47 %
Bau                  : Tidak bau
Kebisingan      : Tidak bising
       Titik 4
Pencahayaan   : 361 lux
Suhu                : 30°C
Kelembaban    : 47 %
Bau                  : Tidak bau
Kebisingan      : Tidak bising
       Titik 5
Pencahayaan   : 260 lux
Suhu                : 30°C
Kelembaban    : 47 %
Bau                  : Tidak bau
Kebisingan      : Tidak bising

  1. Pembahasan
Setelah dibandingkan dengan Permenkes Nomer 1405/Menkes/SK/XI/2002 tentang persyaratan kesehatan lingkungan kerja, perkantoran dan industri suhu di semua lokasi pengukuran melebihi standar karna tidak ada sarana penyehatan udara untuk mengatur suhu dan minimnya ventilasi udara yang tersedia, sehingga pada siang hari suhu ruangan terasa panas. Kelembaban pada semua lokasi masih memenuhi standar, dikarenakan ketinggian lantai dengan langit-langit pada setiap lokasi cukup tinggi. Hasil pengukuran pencahayaan terdapat 1 lokasi yaitu tempat penjualan ayam potong, ikan, parutan kelapa dan tempat parkir yang tidak memenuhi standar yang berlaku, karna minimnya ventilasi untuk masuknya cahaya alami tidak ada dan jumlah lampu yang tersedia kurang. Sementara pengukuran parameter bau dan kebisingan menggunakan uji organoleptik dengan 5 sampel penguji, memperoleh hasil pada parameter bau di 1 lokasi yaitu tempat penjualan ayam potong, ikan, parutan kelapa dan tempat parkir memiliki keadaan yang berbau amis karena digunakan untuk berjualan ikan segar dan ayam potong. Pada lokasi yang sama untuk parameter kebisingan memilik keadaan yang bising karna terdapat tempat parkir motor dan mesin parutan kelapa yang menimbulkan suara bising pada waktu tertentu.

Sarana dan prasarana yang tersedia di Pasar Manis Purwokerto antara lain :
1.      Tersedia ventilasi udara yang digunakan untuk masuknya sinar matahari sebagai pencahayaan alami dan untuk sirkulasi udara.
2.      Tersedia lampu dengan jenis neon panjang yang terdapat disetiap lokasi yang berfungsi sebagai pencahayaan buatan, tetapi jumlah masih kurang.
3.      Terdapat jendela disekeliling lokasi yang digunakan untuk masuknya sinar matahari sebagai pencahayaan alami.




BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Dari hasil dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa kualitas udara di pasar manis Purwokerto masih ada beberapa tempat yang tidak memenuhi syarat diantaranya pada tempat penjualan ayam potong, ikan, parutan kelapa dan tempat parkir. Pada tempat tersebut kualitas udaranya tidak baik, untuk suhu,kelembaban, pencahayaan tidak memenuhi standar sedangkan pada parameter kebisingan keadaannya masih bising dan untuk parameter bau masih berbau amis. Pada pasar manis disemua lokasi cahaya dominan dengan cahaya alami karna ventilasi dan jendela memiliki luas yang cukup.

B.     Saran
Dari kesimpulan diatas kami dapat menyarankan agar ventilasi yang sudah tersedia dirawat dan dibersihkan secara rutin agar tidak mengganggu pencahayaan alami dan sirkulasi udara. Pemberian sarana dan prasarana terkait penyehatan udara seperti kipas angin sebaiknya dipasang pada tempat- tempat tertentu yang terdapat banyak aktifitas manusianya dan dijaga kebersihannya.







Daftar Pustaka
2.      Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1405/Menkes/SK/XI/2002 Tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran Dan Industri.




















Tidak ada komentar:

Posting Komentar