Kamis, 10 November 2016

Menghitung jumlah koloni Staphylococcus pada makanan maupun minuman.


LEMBAR KERJA PRAKTIKUM PMM A
A.      MATA KULIAH                   : Penyehatan Makanan Minuman
WAKTU DAN LOKASI      : Selasa, 15 maret 2016
JENIS PRAKTIKUM           : Deteksi bakteri Staphylococcus pada makanan dan minuman
TUJUAN                     : Menghitung jumlah koloni Staphylococcus pada makanan maupun minuman.
METODE                              : Hitungan cawan (kuantitatif)PRINSIP, Mikroba akan tumbuh dengan baik pada medium agar pada suhu dan waktu tertentu, pengamatan dilakukan dengan melihat adanya ciri-ciri koloni dikelilingi area kuning.
B.      DASAR TEORI
Staphylococcus aereus adalah suatu bakteri penyebab keracunan yang memperoduksi enterotoksin. Bakteri ini sering ditemukan pada makanan-makanan yang mengandung protein tinggi, misalnya sosis, telur, dan sebagainya. S. aureus merupakan bakteri gram positif berbentuk kokus dengan diameter 0,7 – 0,9 µm, dan termasuk dalam family Micrococcaceae. Bakteri ini tumbuh secara anaerobic fakultatif dengan membentuk kumpulan sel-sel seperti anggur. S. aureus tahan garam dan tumbuh baik pada medium yang mengandung 7,5% NaCl, serta dapat menfermentasi manitol. Bakteri ini pada umumnya memproduksi koagulase sehingga dapat dibedakan atas beberapa grup berdasarkan sifat imunitas koagulasenya, yaitu koagulase tipe I sampai VIII.
Enterotoksin yang diproduksi oleh S. aereus dapat dibedakan atas lima tipe yaitu A,B,C,D dan E. dalam kasus keracunan makanan, perlu dilakukan identifikasi sampai didapatkan tipe koagulase, tipe toksin dan tipe phage.
Perhitungan jumlah Staphylococcus didalam contoh dapat dilakuan dengan metode cawan, yang paling baik adalah menggunkan metode permukaan dimana digunakan contoh asli atau yang telah diencerkan sebanyak 0,1 ml. inkubasi dilakukan pada suhu 37oC selama 24-28 jam. Untuk mengintung jumlah S. aureus yang spesifik digunakan medium selektif, diantaranya adalah sebagai berikut :
Vogel-Johnson Agar (VJA)
Koloni S. aureus pada VJA berukuran kecil dan berwarna kuning yang menunjukan terjainya fermentasi manitol. Koloni yang tidak memfermentasi manitol mungkin koloni spesies lainnya yaitu Staphylococcus epidermis.
Staphylococcus 110 (S110) Agar.
Koloni S. aereus pada S110 Agar berwarna kuning-orange., dan jika ditambah indicator BCP (bromoscresol purple) akan mengalami perubahan warna yang berbeda dengan medium tanpa koloni disekitarnya, yaitu menunjukan terjadinya fermentasi manitol
Standar cemaran mikroba pada makanan yang digunakan adalah SK Dirjen POM Nomor HK.00.06.1.15.4011/2009 tentang batas cemaran mikroba pada makanan.
C.      PROSEDUR
1.       Alat yang digunakan :


a.       Mortar dan penggerus (jika diperlukan)
b.      Tabung reaksi
c.       Timbangan
d.      Lampu spirtus
e.      Cawan petri
f.        Pipet ukur
g.       Coloni counter
h.      Alat tulis
i.         Incubator
j.        Label
k.       Drugal sky


2.       Bahan yang digunakan :
a.       Korek
b.      Staphylococcus 110 agar (S.110 Agar)
c.       Larutan pengencer (jika diperlukan)
d.      Alcohol 70%
e.      Kapas
3.       Cara kerja :
Pada kasus keracunan makanan, tahap enrichmen biasanya tidak perlu dilakukan larena umlah S. aureus didalam makanan dan yang tertelan harus tinggi (biasanya) lebih dari satu juta.
a.       Bersihkan tangan dan meja kerja
b.      Nyalakan busen/ lampu spirtus
c.       Ambil sempel, jikla sempel padat lakukan pembuatan pengenceran 10-1, jika sampel cair langsung ditanam.
d.      Ambil suspensi sebanyak 0,1 ml sebarkan dalam agar cawan, homogenkan sampai merata.
e.      Beri label dan simpan dalam inkubator selama 24-48 jam, pada suhu ± 37 oC
f.        Pengamatan
g.       Hitung koloni Stahylococcus dengan rumus :
Jumlah koloni/gram = 1/ faktor pengencer X jumlah koloni


D.      HASIL
Diketahui :
Jumlah koloni : 1 ml    = 624 koloni
                                0,1 ml = 37 ml à 1ml = 37 x 10
= 370 koloni
Faktor Pengencer : 10-1
Ditanyakan : jumlah koloni tiap gram
Jawab :
Jumlah koloni/gram  = 1 / faktor pengencer X jumlah koloni
= 497 x 10
= 5,0 x 103
E.       PEBAMBAHASAN
Sampel yang digunakan kelompok 6 adalah pudding matang, dingin dan beku diasumsikan sebagai sampel yang baik. Sampel tersebut dibeli di toko. Nilai pengenceran yang selanjutnya disebutkan sebgai faktor pengencer sebesar 10-1 . setelah sampel di inkubasi dalam incubator dengan suhu 37oC selama 24-48 jam, maka dilakukan pengamatan dengan coloni counter dan didapatkan hasil jumlah koloni pada sampel 0,1 ml sebanyak 37 koloni, sedangkan jumlah koloni pada sampel 1 ml adalah 624 koloni.
Dari hasil tersebut, maka dimasukkan ke dalam rumus perhitungan koloni Staphylococcus dan maka didapatkan hasil 5,0 x 103 koloni/gram. Setelah dibandingkan dengan peraturan Kepala BPOM RI Nomor H.00.06.1.52.4011 tentang penetapan batas maksimum cemaran mikroba dan kimia pada makanan, maka dapat disimpulakan sampel pudding matang, dingin dan beku yang digunakan kelompok 6 tidak memenuhi persyaratan karena pada peraturan tersebut kadar maksimum bakteri Staphylococcus pada makanan yang diperbolehkan hanya 1x102 koloni/gram hasil yang didapatkan jauh melampaui batas. Hal tersebut bisa disebabkan salah satunya karena penyimpanan pudding yang terlalu lama sehingga pudding tersebut tidak layak konsumsi.

F.       KESIMPULAN
Jumlah koloni/ gram yang ditemukan oleh kelompok 6 pada pudding matan, dingin dan beku adalah 5,0 x 103 koloni/gram. Hasil tersebut melampaui batas maksimum Staphylococcus yang diperbolehkan BPOM yaitu 1 x 102 koloni/gram sehingga dapat disimpulkan bahwa pudding matang, dingin dan beku yang di gunakan kelompok 6 sebagai sampel sudah tidak memnuhi persyaratan dan tidak layak dikomsumsi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar