LEMBAR KERJA PRAKTIKUM PMM A
A. MATA
KULIAH : Penyehatan
Makanan Minuman
WAKTU DAN LOKASI : Selasa, 15 maret 2016
JENIS PRAKTIKUM : Deteksi bakteri Staphylococcus pada makanan dan minuman
TUJUAN : Menghitung
jumlah koloni Staphylococcus pada
makanan maupun minuman.
METODE : Hitungan cawan
(kuantitatif)PRINSIP, Mikroba akan tumbuh dengan baik pada medium agar pada suhu dan waktu tertentu,
pengamatan dilakukan dengan melihat adanya ciri-ciri koloni dikelilingi area
kuning.
B. DASAR
TEORI
Staphylococcus aereus adalah suatu
bakteri penyebab keracunan yang memperoduksi enterotoksin. Bakteri ini sering
ditemukan pada makanan-makanan yang mengandung protein tinggi, misalnya sosis,
telur, dan sebagainya. S. aureus merupakan bakteri gram positif berbentuk kokus
dengan diameter 0,7 – 0,9 µm, dan termasuk dalam family Micrococcaceae. Bakteri
ini tumbuh secara anaerobic fakultatif dengan membentuk kumpulan sel-sel
seperti anggur. S. aureus tahan garam dan tumbuh baik pada medium yang
mengandung 7,5% NaCl, serta dapat menfermentasi manitol. Bakteri ini pada
umumnya memproduksi koagulase sehingga dapat dibedakan atas beberapa grup
berdasarkan sifat imunitas koagulasenya, yaitu koagulase tipe I sampai VIII.
Enterotoksin
yang diproduksi oleh S. aereus dapat dibedakan atas lima tipe yaitu A,B,C,D dan
E. dalam kasus keracunan makanan, perlu dilakukan identifikasi sampai
didapatkan tipe koagulase, tipe toksin dan tipe phage.
Perhitungan
jumlah Staphylococcus didalam contoh dapat dilakuan dengan metode cawan, yang
paling baik adalah menggunkan metode permukaan dimana digunakan contoh asli
atau yang telah diencerkan sebanyak 0,1 ml. inkubasi dilakukan pada suhu 37oC
selama 24-28 jam. Untuk mengintung jumlah S. aureus yang spesifik digunakan
medium selektif, diantaranya adalah sebagai berikut :
Vogel-Johnson
Agar (VJA)
Koloni S. aureus
pada VJA berukuran kecil dan berwarna kuning yang menunjukan terjainya fermentasi manitol. Koloni yang tidak
memfermentasi manitol mungkin koloni spesies lainnya yaitu Staphylococcus epidermis.
Staphylococcus 110 (S110) Agar.
Koloni
S. aereus pada S110 Agar berwarna kuning-orange., dan jika ditambah indicator
BCP (bromoscresol purple) akan mengalami perubahan warna yang berbeda dengan
medium tanpa koloni disekitarnya, yaitu menunjukan terjadinya fermentasi
manitol
Standar
cemaran mikroba pada makanan yang digunakan adalah SK Dirjen POM Nomor
HK.00.06.1.15.4011/2009 tentang batas cemaran mikroba pada makanan.
C. PROSEDUR
1.
Alat yang digunakan :
a.
Mortar dan penggerus (jika diperlukan)
b.
Tabung reaksi
c.
Timbangan
d.
Lampu spirtus
e.
Cawan petri
f.
Pipet ukur
g.
Coloni counter
h.
Alat tulis
i.
Incubator
j.
Label
k.
Drugal sky
2.
Bahan yang digunakan :
a.
Korek
b.
Staphylococcus 110 agar (S.110 Agar)
c.
Larutan pengencer (jika diperlukan)
d.
Alcohol 70%
e.
Kapas
3.
Cara kerja :
Pada kasus keracunan makanan, tahap enrichmen biasanya
tidak perlu dilakukan larena umlah S. aureus didalam makanan dan yang tertelan
harus tinggi (biasanya) lebih dari satu juta.
a.
Bersihkan tangan dan meja kerja
b.
Nyalakan busen/ lampu spirtus
c.
Ambil sempel, jikla sempel padat lakukan
pembuatan pengenceran 10-1, jika sampel cair langsung ditanam.
d.
Ambil suspensi sebanyak 0,1 ml sebarkan dalam
agar cawan, homogenkan sampai merata.
e.
Beri label dan simpan dalam inkubator selama
24-48 jam, pada suhu ± 37 oC
f.
Pengamatan
g.
Hitung koloni Stahylococcus dengan rumus :
Jumlah koloni/gram = 1/ faktor pengencer X jumlah koloni
D. HASIL
Diketahui :
Jumlah
koloni : 1 ml = 624 koloni
0,1 ml = 37 ml à 1ml = 37 x 10
= 370 koloni
Faktor Pengencer
: 10-1
Ditanyakan :
jumlah koloni tiap gram
Jawab :
Jumlah koloni/gram = 1 / faktor pengencer X jumlah koloni
= 497 x 10
= 5,0 x 103
E. PEBAMBAHASAN
Sampel
yang digunakan kelompok 6 adalah pudding matang, dingin dan beku diasumsikan
sebagai sampel yang baik. Sampel tersebut dibeli di toko. Nilai pengenceran
yang selanjutnya disebutkan sebgai faktor pengencer sebesar 10-1 .
setelah sampel di inkubasi dalam incubator dengan suhu 37oC selama
24-48 jam, maka dilakukan pengamatan dengan coloni counter dan didapatkan hasil
jumlah koloni pada sampel 0,1 ml sebanyak 37 koloni, sedangkan jumlah koloni
pada sampel 1 ml adalah 624 koloni.
Dari
hasil tersebut, maka dimasukkan ke dalam rumus perhitungan koloni
Staphylococcus dan maka didapatkan hasil 5,0 x 103 koloni/gram.
Setelah dibandingkan dengan peraturan Kepala BPOM RI Nomor H.00.06.1.52.4011
tentang penetapan batas maksimum cemaran mikroba dan kimia pada makanan, maka
dapat disimpulakan sampel pudding matang, dingin dan beku yang digunakan
kelompok 6 tidak memenuhi persyaratan karena pada peraturan tersebut kadar maksimum
bakteri Staphylococcus pada makanan yang diperbolehkan hanya 1x102 koloni/gram
hasil yang didapatkan jauh melampaui batas. Hal tersebut bisa disebabkan salah
satunya karena penyimpanan pudding yang terlalu lama sehingga pudding tersebut
tidak layak konsumsi.
F. KESIMPULAN
Jumlah
koloni/ gram yang ditemukan oleh kelompok 6 pada pudding matan, dingin dan beku
adalah 5,0 x 103 koloni/gram. Hasil tersebut melampaui batas
maksimum Staphylococcus yang diperbolehkan BPOM yaitu 1 x 102 koloni/gram
sehingga dapat disimpulkan bahwa pudding matang, dingin dan beku yang di
gunakan kelompok 6 sebagai sampel sudah tidak memnuhi persyaratan dan tidak
layak dikomsumsi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar