Rabu, 10 Agustus 2016

Hasil Kunjungan TPA Kaliori




BAB III
PERMASALAHAN DAN PEMBAHAN

Fasilitas Lokasi TPA

TPA Kaliori memiliki berbagai macam fasilitas antara lain : adanya fasilitas lapisan kedap air, failitas pengamanan gas, saluran lindi, fasilitas alat berat, fasilitas sumur control sebanyak 1, fasilitas penghijauan/ pohon pelindung di sekitar lokasi TPA yang berada disekitar pagar pembatas lokasi TPA meskipun baru sedikit, fasilitas, PPP3, fasilitas penanggulangan lalat dan vector penyakit dan pengganggu.
Namun ada fasilitas yang belum tersedia di TPA kaliori antara lain tidak tersedianya fasilitas penerima yang dilengkapi penimbangan sampah, dan tidak tersedianya fasilitas pemadam kebakaran.
Untuk menganggulagi kebakaran yang bisa saja terjadi akibat aktivitas gas yang timbul dari tumpukan sampah atau kebakaran akibat saluran gas yang bocor serta kejadian yang tidak terduga lain yang dapat menyebabkan kebakaran  maka perlu adanya alat pemadam kebakaran demi mencegah kebakaran yang meluas. Alat pemadam kebakaran yang diletakkan ditempat yang mudah dilihat dan disertai petunjuk penggunaan. Kemudian, alat penimbang sampah untuk mengetahui volume sampah yang masuk ke TPA guna pendataan selama ini petugas hanya mencatat volume sampah yang masuk ke TPA dari volume truk dan angka kira- kira jika volume truk melebihi kapasitas truk. Namun volume sampah truk yang sudah dapat diketahui sesuai kapasitas truk tersebut. Menurut  kelompok kami fasilitas yang dalam jangka waktu pendek perlu di adakan yaitu alat pemadam kebakaran karena dilihat dari segi ekonomi lebih terjangkau.

2.      Sarana dan Prasarana Lokasi TPA
Sarana dan prasarana lokasi TPA antara lain : adanya sarana dan prasarana jalan dengan kontruksi beton, adanya sarana dan prasarana dreinase dengan keadaan fisiknya baik, adanya sarana dan prasarana pengolahan kompos, adanya sarana dan prasarana air bersih berupa sumur gali dengan keadaan fisiknta berjarak 50 m dari TPA, adanya sarana dan prasarana bangunan/ garasi alat berat/ bengkel dengan keadaan fisik baik.
Namun ada sarana dan prasarana yang belum tersedia di TPA kaliori yaitu : tidak terdapat pembangkit tenaga listrik dari gas. perlu memanfaatkan gas yang dihasilkan  dari sampah untuk digunakan oleh masyarakat sekitar sebagai tenaga pembangkit listrik. Hal ini dapat menjadikan kompensasi lingkungan kepada masyarakat yang lokasinya di gunakan sebagai TPA. Sehingga gas ini tidak terbuang maleinkan dapat bermanfaat bagi masyarakat

3.      Operasionalisasi penanganan Sampah TPA
Pemeriksaan lingkungan sekitar TPA dilaksanakan pada pengambilan sampel air. pemeriksaan dilakukan secara rutin 1-3 bulan 1x. Pemeriksaan dilakukan oleh pihak Dinas kesehatan atau Puskesmas. Sampel air yang diambil untuk pemeriksaan adalah air pada sumur pantau. Hasil dari pemeriksaan kualitas air telah memenuhi syarat air bersih.
Pengendalian vektor penyakit dilakukan secara rutin setiap 1 bulan 1x oleh pihak TPA. Pengendalian vektor dilakukan dengan cara penyemprotan insektisida untuk pembasmian vektor. Akan tetapi keadaan saat ini masih terdapat vektor seperti lalat. Hal tersebut disebabkan karena pada saat penyemprotan hanya dilakukan pada zona pengumpulan sampah saja. Sedangnkan keberadaan lalat saat ini dimungkinkan tidak hanya berada di tempat pengumpulan sampah tersebut sehingga tempat perkembangbiakan lalat masih terdapat di tempat-tempat yang belum diketahui oleh petugas TPA. Hal yang dapat dilakukan oleh pihak pengelola sebaiknya melakukan penyemprotan tidak hanya pada zona pengumpulan sampah saja, tetapi pada seluruh lingkungan TPA tersebut.
Pemadatan tanah dilakukan secara rutin oleh pihak pengelola TPA secara rutin yaitu 2x dalam 1 bulan. Pemadatan sampah dilakukan dengan cara sampah yang sudah memiliki ketinggian sekitar 1-2 meter diratakan dengan alat berat. Kemudian sampah yang telah padat kemudian ditutupi tanah dengan tebal 15 cm. Setelah itu dilakukan pengumpulan sampah kembali.
Pengurugan sampah dilakukan apabila ketinggian sampah sudah mencapai ketinggian hingga 7 meter. Apabila sampah sudah mencapai ketinggian tersebut, sampah akan dipadatkan dan kemudian akan dilakukan pengurugan pada seluruh sampah.
Proses pembuatan kompos pada TPA dengan cara mengambil sampah organik pada TPA. Kemudian dipilih bahan bahan organik yang dimungkinkan dapat menjadi bahan pembuatan kompos. Selanjutnya sampah organik dipotong dengan mesin pencacah. Setelah sampah dicacah, kemudian ditambahkan dengan EM4. Kemudian bahan-bahan kompos tersebut ditutup dan menunggu proses fregmentasi pada bahan kompos tersebut.
Pada TPA Kaliori belum menyediakan pembangkit listrik yang dihasilkan dari gas pada sampah. Pengolahan gas menjadi listrik diperlukan agar dapat dimanfaatkan oleh masyarakat sekitarsebagai tenaga pembangkit listrik. Hal tersebut dapat dijadikan kompensasi lingkugan kepada masyarakat yang lokasinya digunakan sebagai TPA.
Sampah yang baru datang langsung diletakkan ke zona aktif pengumpulan sampah yaitu zona 2. Kemudian sampah akan dipilih oleh pemulung untuk memisahkan sampah yang masih memiliki nilai jual untuk pemulung. Setelah itu sampah akan diratakan oleh alat berat yaitu buldozer.
Pemasangan pipa ven dengan cara penggalian tanah terlebih dahulu pada lapisan dasar yang belum terkena sampah, kemudian pipa ven diletakkan pada bagian tersebut dengan kedalaman 7 meter. Kemudian pipa vent disalurkan ke kolam penampungan air limbah atau IPAL yang memiliki ukuran beragam yaitu 20x4 m, 7x4 m, dan 10x4 m.
Cara pengolahan air lindi pada TPA Kaliori dilakukan dengan cara air lindi pada sampah akan mengalir masuk kedalam pipa ven. Kemudian air lindi disalurkan ke kolam IPAL. Kemudian air licid tersebut dibiarkan pada kolam dengan tujuan agar mikroorganisme dapat melakukan proses fermentasi alamiah yang mampu untuk mengurangi zat-zat pencemar yang terkandung pada air licid. Apabila kolam air licid penuh, maka air licid akan ditampung pada bak penampungan. Selain itu, air licid kemudian akan tercampur dengan air hujan. Hal tersebut dapat mengurangi zat-zat pencemar yang terkandung pada air licid sehingga tidak mengotori lingkungan sekitar TPA.
Cara mengatasi kebakaran pada TPA Kaliori yaitu pihak pengelola TPA segera menghubungi Pemadam Kebakaran. Hal tersebut dikarenakan pihak TPA tidak memiliki APAR untuk menangani adanya tanda-tanda kebakaran pada TPA. Oleh karena itu sebaiknya pihak pengelola TPA memiliki APAR yang dapat menangani tanda-tanda kebakaran. Peletakan APAR tersebut berada ditempat yang mudah dijangkau dan dilengkapi cara penggunaan untuk seluruh petugas.
Pada TPA Kaliori dapat mengatasi keterbatasan lahan untuk menampung sampah yaitu dengan cara penyediaan lahan/zona penampungan sampah yang baru. Untuk saat ini, zona aktif pada TPA tersebut dimungkinkan masih mampu untuk menampung sampah dalam waktu 5 tahun yang akan datang. Apabila sampah zona aktif sudah mencapai tinggi 7 meter, maka harus dibuat zona baru pada sekitar TPA.
Cara penekanan jumlah lindi pada TPA Kaliori belum pernah dilakukan. Hal tersebut disebabkan jumlah air lindi yang dihasilkan dari sampah tidak dapat diketahui banyaknya. Hal tersebut disebabkan karena air lindi yang dihasilkan oleh sampah langsung menuju ke kolam IPAL. Untuk saat ini kolam tersebut masih cukup untuk menampung seluruh air lindi.

4.       Permasalahan
Untuk permasalahan yang ada di TPA kaliori. Untuk TPA sendiri, Sampah di TPA kaliori berbau namun tidak berasap TPA kaliori tidak berasap telah terdapat fasilitas blower yang menyerap gas, dan masih terdapat banyak lalat meskipun telah dilakukan penyemprotan setiap minggunya, kemudian TPA kaliori dalam penyedian tanah urug setiap harinya saat ini masih tidak menemui kesulitan mendapatkan tanah urug hanya saja ketika pada musim hujan  ,tanah urug menjadi padat dan tidak  maksimal dalam proses pengurugan. Lahan yang tersedia masih mampu menampung sampah setiap harinya. Karena TPA kaliori dibagi menjadi 3 zona, untuk zona 2  masih mampu menampung sampah hingga 5 tahun kemudian. Alat berat yang ada di TPA kaliori sudah mencukupi kebutuhan penanganan sampah. Karena TPA kaliori memiliki alat berat 5 dan aktif digunakan 2 alat berat berupa buldoser. Kemudian terdapat data tentang kualitas sampah yang masuk di TPA, dan terakhir tumpukan sampah yang ada tidak pernah bermasalah terhadap masyarakat sekitar. Pada awal pembangunan TPA kaliori memang warga sekitar complain dengan dibangunnya TPA kaliori namun pengelola melakukan sosialisasi terhadap masyrakat bahwa pembangunan TPA itu penting dan pengelola menyakinkan masyarakat bahwa TPA telah dilengkapi berbagai fasilitas sehingga tidak mencemari lingkungan.
5.      Formulir pengawasan tempat sampah (TPA)
Setelah kami melakukan pengamatan di TPA kaliori untuk mengisi formulis pengawasan tempat pembuangan sampah (TPA) memperoleh hasil 36 yang berarti memenuhi syarat. Item tergolong baik antara lain : teknik pengolahan sampah, letak lokasi terhadap (pemukiman, sumber air bersih, sungai atau pantai), pengolahan sampah penyebaran dan pemadatan, pencemaran lingkungan bagian masalah asap, sumber air bersih baik, pengairan air dan lidi, tingkat kepadatan vector tikus. 
Item yang tergolong sedang antara lain : pengolahan sampah penutupan dengan tanah, tersedia sarana dan  fasilitas kerja(alat keselamatan kerja,)
Item yang golong cukup antara lain : pengolahan sampah (penanganan sampah terhadap sampah khusus atau sampah toksik atau bahan buangan berbahaya), tersedia sarana dan fasilitas kerja (alat pemadam kebakaran, ) pencemaran lingkungan (masalah bau), tingkat kepadatan vector lalat cukup.
            Penanganan terhadap sampah khusus atau sampah toksik atau bahan buangan berbahaya di kategrikan cukup karena TPA tidak mengolah sampah khusus atau samapah toksik atau bahan buangan berbahaya, alat pemadam kabakarand ikategorikan cukup karena TPA kaliori sudah bekerjasama dengan pihak pemadam kebakaran Kab banyumas sehingga jika terjadi kebakaran langsung menghubungi pihak tersebut. Kemudian masalah bau masih menyengat di area TPA kaliori dan lalat masih banyak terdapat di area TPA kaliori meskipun telah dilakukan penyemprotan.