BAB
III
PERMASALAHAN
DAN PEMBAHAN
TPA
Kaliori memiliki berbagai macam fasilitas antara lain : adanya fasilitas
lapisan kedap air, failitas pengamanan gas, saluran lindi, fasilitas alat
berat, fasilitas sumur control sebanyak 1, fasilitas penghijauan/ pohon
pelindung di sekitar lokasi TPA yang berada disekitar pagar pembatas lokasi TPA
meskipun baru sedikit, fasilitas, PPP3, fasilitas penanggulangan lalat dan
vector penyakit dan pengganggu.
Namun
ada fasilitas yang belum tersedia di TPA kaliori antara lain tidak tersedianya
fasilitas penerima yang dilengkapi penimbangan sampah, dan tidak tersedianya
fasilitas pemadam kebakaran.
Untuk
menganggulagi kebakaran yang bisa saja terjadi akibat aktivitas gas yang timbul
dari tumpukan sampah atau kebakaran akibat saluran gas yang bocor serta
kejadian yang tidak terduga lain yang dapat menyebabkan kebakaran maka perlu adanya alat pemadam kebakaran demi
mencegah kebakaran yang meluas. Alat pemadam kebakaran yang diletakkan ditempat
yang mudah dilihat dan disertai petunjuk penggunaan. Kemudian, alat penimbang
sampah untuk mengetahui volume sampah yang masuk ke TPA guna pendataan selama
ini petugas hanya mencatat volume sampah yang masuk ke TPA dari volume truk dan
angka kira- kira jika volume truk melebihi kapasitas truk. Namun volume sampah
truk yang sudah dapat diketahui sesuai kapasitas truk tersebut. Menurut kelompok kami fasilitas yang dalam jangka
waktu pendek perlu di adakan yaitu alat pemadam kebakaran karena dilihat dari
segi ekonomi lebih terjangkau.
2. Sarana
dan Prasarana Lokasi TPA
Sarana
dan prasarana lokasi TPA antara lain : adanya sarana dan prasarana jalan dengan
kontruksi beton, adanya sarana dan prasarana dreinase dengan keadaan fisiknya
baik, adanya sarana dan prasarana pengolahan kompos, adanya sarana dan
prasarana air bersih berupa sumur gali dengan keadaan fisiknta berjarak 50 m
dari TPA, adanya sarana dan prasarana bangunan/ garasi alat berat/ bengkel
dengan keadaan fisik baik.
Namun
ada sarana dan prasarana yang belum tersedia di TPA kaliori yaitu : tidak
terdapat pembangkit tenaga listrik dari gas. perlu memanfaatkan gas yang
dihasilkan dari sampah untuk digunakan
oleh masyarakat sekitar sebagai tenaga pembangkit listrik. Hal ini dapat
menjadikan kompensasi lingkungan kepada masyarakat yang lokasinya di gunakan
sebagai TPA. Sehingga gas ini tidak terbuang maleinkan dapat bermanfaat bagi
masyarakat
3. Operasionalisasi
penanganan Sampah TPA
Pemeriksaan lingkungan sekitar TPA dilaksanakan pada
pengambilan sampel air. pemeriksaan dilakukan secara rutin 1-3 bulan 1x.
Pemeriksaan dilakukan oleh pihak Dinas kesehatan atau Puskesmas. Sampel air
yang diambil untuk pemeriksaan adalah air pada sumur pantau. Hasil dari
pemeriksaan kualitas air telah memenuhi syarat air bersih.
Pengendalian
vektor penyakit dilakukan secara rutin setiap 1 bulan 1x oleh pihak TPA.
Pengendalian vektor dilakukan dengan cara penyemprotan insektisida untuk
pembasmian vektor. Akan tetapi keadaan saat ini masih terdapat vektor seperti
lalat. Hal tersebut disebabkan karena pada saat penyemprotan hanya dilakukan
pada zona pengumpulan sampah saja. Sedangnkan keberadaan lalat saat ini
dimungkinkan tidak hanya berada di tempat pengumpulan sampah tersebut sehingga
tempat perkembangbiakan lalat masih terdapat di tempat-tempat yang belum
diketahui oleh petugas TPA. Hal yang dapat dilakukan oleh pihak pengelola
sebaiknya melakukan penyemprotan tidak hanya pada zona pengumpulan sampah saja,
tetapi pada seluruh lingkungan TPA tersebut.
Pemadatan tanah
dilakukan secara rutin oleh pihak pengelola TPA secara rutin yaitu 2x dalam 1
bulan. Pemadatan sampah dilakukan dengan cara sampah yang sudah memiliki
ketinggian sekitar 1-2 meter diratakan dengan alat berat. Kemudian sampah yang
telah padat kemudian ditutupi tanah dengan tebal 15 cm. Setelah itu dilakukan
pengumpulan sampah kembali.
Pengurugan
sampah dilakukan apabila ketinggian sampah sudah mencapai ketinggian hingga 7
meter. Apabila sampah sudah mencapai ketinggian tersebut, sampah akan
dipadatkan dan kemudian akan dilakukan pengurugan pada seluruh sampah.
Proses pembuatan
kompos pada TPA dengan cara mengambil sampah organik pada TPA. Kemudian dipilih
bahan bahan organik yang dimungkinkan dapat menjadi bahan pembuatan kompos.
Selanjutnya sampah organik dipotong dengan mesin pencacah. Setelah sampah
dicacah, kemudian ditambahkan dengan EM4. Kemudian bahan-bahan kompos tersebut
ditutup dan menunggu proses fregmentasi pada bahan kompos tersebut.
Pada TPA Kaliori
belum menyediakan pembangkit listrik yang dihasilkan dari gas pada sampah. Pengolahan
gas menjadi listrik diperlukan agar dapat dimanfaatkan oleh masyarakat
sekitarsebagai tenaga pembangkit listrik. Hal tersebut dapat dijadikan
kompensasi lingkugan kepada masyarakat yang lokasinya digunakan sebagai TPA.
Sampah yang baru
datang langsung diletakkan ke zona aktif pengumpulan sampah yaitu zona 2.
Kemudian sampah akan dipilih oleh pemulung untuk memisahkan sampah yang masih
memiliki nilai jual untuk pemulung. Setelah itu sampah akan diratakan oleh alat
berat yaitu buldozer.
Pemasangan pipa
ven dengan cara penggalian tanah terlebih dahulu pada lapisan dasar yang belum
terkena sampah, kemudian pipa ven diletakkan pada bagian tersebut dengan
kedalaman 7 meter. Kemudian pipa vent disalurkan ke kolam penampungan air
limbah atau IPAL yang memiliki ukuran beragam yaitu 20x4 m, 7x4 m, dan 10x4 m.
Cara pengolahan
air lindi pada TPA Kaliori dilakukan dengan cara air lindi pada sampah akan
mengalir masuk kedalam pipa ven. Kemudian air lindi disalurkan ke kolam IPAL.
Kemudian air licid tersebut dibiarkan pada kolam dengan tujuan agar
mikroorganisme dapat melakukan proses fermentasi alamiah yang mampu untuk
mengurangi zat-zat pencemar yang terkandung pada air licid. Apabila kolam air
licid penuh, maka air licid akan ditampung pada bak penampungan. Selain itu,
air licid kemudian akan tercampur dengan air hujan. Hal tersebut dapat
mengurangi zat-zat pencemar yang terkandung pada air licid sehingga tidak
mengotori lingkungan sekitar TPA.
Cara mengatasi
kebakaran pada TPA Kaliori yaitu pihak pengelola TPA segera menghubungi Pemadam
Kebakaran. Hal tersebut dikarenakan pihak TPA tidak memiliki APAR untuk
menangani adanya tanda-tanda kebakaran pada TPA. Oleh karena itu sebaiknya
pihak pengelola TPA memiliki APAR yang dapat menangani tanda-tanda kebakaran. Peletakan
APAR tersebut berada ditempat yang mudah dijangkau dan dilengkapi cara
penggunaan untuk seluruh petugas.
Pada TPA Kaliori
dapat mengatasi keterbatasan lahan untuk menampung sampah yaitu dengan cara
penyediaan lahan/zona penampungan sampah yang baru. Untuk saat ini, zona aktif
pada TPA tersebut dimungkinkan masih mampu untuk menampung sampah dalam waktu 5
tahun yang akan datang. Apabila sampah zona aktif sudah mencapai tinggi 7
meter, maka harus dibuat zona baru pada sekitar TPA.
Cara penekanan
jumlah lindi pada TPA Kaliori belum pernah dilakukan. Hal tersebut disebabkan
jumlah air lindi yang dihasilkan dari sampah tidak dapat diketahui banyaknya.
Hal tersebut disebabkan karena air lindi yang dihasilkan oleh sampah langsung
menuju ke kolam IPAL. Untuk saat ini kolam tersebut masih cukup untuk menampung
seluruh air lindi.
4. Permasalahan
Untuk
permasalahan yang ada di TPA kaliori. Untuk TPA sendiri, Sampah di TPA kaliori
berbau namun tidak berasap TPA kaliori tidak berasap telah terdapat fasilitas
blower yang menyerap gas, dan masih terdapat banyak lalat meskipun telah
dilakukan penyemprotan setiap minggunya, kemudian TPA kaliori dalam penyedian
tanah urug setiap harinya saat ini masih tidak menemui kesulitan mendapatkan
tanah urug hanya saja ketika pada musim hujan
,tanah urug menjadi padat dan tidak
maksimal dalam proses pengurugan. Lahan yang tersedia masih mampu
menampung sampah setiap harinya. Karena TPA kaliori dibagi menjadi 3 zona,
untuk zona 2 masih mampu menampung
sampah hingga 5 tahun kemudian. Alat berat yang ada di TPA kaliori sudah
mencukupi kebutuhan penanganan sampah. Karena TPA kaliori memiliki alat berat 5
dan aktif digunakan 2 alat berat berupa buldoser. Kemudian terdapat data
tentang kualitas sampah yang masuk di TPA, dan terakhir tumpukan sampah yang
ada tidak pernah bermasalah terhadap masyarakat sekitar. Pada awal pembangunan
TPA kaliori memang warga sekitar complain dengan dibangunnya TPA kaliori namun
pengelola melakukan sosialisasi terhadap masyrakat bahwa pembangunan TPA itu penting
dan pengelola menyakinkan masyarakat bahwa TPA telah dilengkapi berbagai
fasilitas sehingga tidak mencemari lingkungan.
5. Formulir
pengawasan tempat sampah (TPA)
Setelah
kami melakukan pengamatan di TPA kaliori untuk mengisi formulis pengawasan
tempat pembuangan sampah (TPA) memperoleh hasil 36 yang berarti memenuhi
syarat. Item tergolong baik antara lain : teknik pengolahan sampah, letak
lokasi terhadap (pemukiman, sumber air bersih, sungai atau pantai), pengolahan
sampah penyebaran dan pemadatan, pencemaran lingkungan bagian masalah asap,
sumber air bersih baik, pengairan air dan lidi, tingkat kepadatan vector
tikus.
Item yang tergolong
sedang antara lain : pengolahan sampah penutupan dengan tanah, tersedia sarana
dan fasilitas kerja(alat keselamatan
kerja,)
Item yang golong cukup
antara lain : pengolahan sampah (penanganan sampah terhadap sampah khusus atau
sampah toksik atau bahan buangan berbahaya), tersedia sarana dan fasilitas
kerja (alat pemadam kebakaran, ) pencemaran lingkungan (masalah bau), tingkat
kepadatan vector lalat cukup.
Penanganan
terhadap sampah khusus atau sampah toksik atau bahan buangan berbahaya di
kategrikan cukup karena TPA tidak mengolah sampah khusus atau samapah toksik
atau bahan buangan berbahaya, alat pemadam kabakarand ikategorikan cukup karena
TPA kaliori sudah bekerjasama dengan pihak pemadam kebakaran Kab banyumas
sehingga jika terjadi kebakaran langsung menghubungi pihak tersebut. Kemudian
masalah bau masih menyengat di area TPA kaliori dan lalat masih banyak terdapat
di area TPA kaliori meskipun telah dilakukan penyemprotan.